Blogroll

kisah tempat tinggal ( my home )


“Ica Ica main yok..”
Suara yang terdengar dari luar rumahku.
Akupun  bergegas keluar dan ternyata keempat temanku sudah brada di luar.
“Ayok, main apa?” tanyaku.
“Main sepeda kak” sahut Ayu.
Dia memang memanggilku kakak, karena aku lebih tua daripada dia.
“Baik, tunggu sebentar ya, Ica keluarkan sepeda dulu”
“Iya ca” jawab Ipit salah seorang temanku.
Setelah aku mengeluarkan sepedaku dari dalam rumah, kami berempat mendorong sepeda masing-masing karena jalan di rumah kami mendaki. Akan terasa capek sekali jika kami langsung menaiki sepeda kami. Bermain sepeda saat masih SD adalah salah satu kebiasaan kami.
Memutari jalan-jalan di dekat rumah kami.
“Hmm…belie s manis yok di warung kak Hesti” ajak Yolanda salah seorang temanku.
“Iya iya iya, tapi Yola yang traktir ya. Hahaha” kata Ipit sambil tertawa.
“Iya iya, aman tu kan lagi banyak uang” jawab Yola sombong.
“Hmm..iya banyak  uang kan lagi hari minggu” sahut Yuli.
“Ha ha ha kakak tau aja”
“Iyakan memang begitu kalau setiap hari libur..” kata Yuli sambil tersenyum memandang Yola.
Kami berempat langsung menghampiri warung Kak Hesti yang tak ajuh dari lapangan tempat kami b erhenti.
“Buk…Buk…” panggil Ayu
“Iya tunggu sebentar” sahut ibu warung dari dalam rumahnya.
“Buk beli es manis 5 buah”
“Rasa apa saja” Tanya ibu warung.
“Ica rasa orange ya” kataku sambil tersenyum.
“Ayu  juga,  sama dengan kak Ica rasa orange”
“Kalau kak Ipit dan Kak Yuli rasa apa?” Tanya Yola sambil melihat kearah Yuli dan Ipit.
“Kalau  kami rasa anggur aja” jawab Yuli
“Rasa orangenya dua, rasa anggur tiga buk”
“Tunggu sebentar ya”
“Iya”
Tak berapa  lama menunggu ibu warung itu k eluar dari dalam rumahnya membawa es mani permintaan kami.
“Ini”
“Terimakasih bu” kata Yola ambil membayar uang es manis tersebut.
Kami pun kembali ke lapangan, sambil minum es  manis kami memutari lapangan.
Tak terasa setelah setelah lama duduk-duduk di lapangan haripun sudah siang, dan perut kamipun mulai lapar. Cacing di perut kami mulai berontak.
“Hmm…lapar” kata Yuli sambil cemberut.
“Iya kak” sahutku
Yuli adalah yang paling tua diantara  kami berlima makanya aku  memanggil dia dengan sebutan kakak.
“Makan siang sama-sama yok” ajak Ipit.
“Iya , dimana? tanya Yola.
“Di rumah kami saja, di belakang rumah kami baru dibuat pondok. Kan enak kalau disitu. Dingin lagi, ya kan kak Ipit” kata Ayu sambil melihat kearah Ipit, kakaknya.
“Iya, di belakang rumah kami baru dibuat pondok.” sambung Ipit.
“Ide yang  bagus itu”
“Ya udah kita makan di sana aja, ambil nasi di rumah masing-masing terus langsung ke rumah Ayu dan Ipit ya” perintah Yuli.
“Oke” kataku serentak dengan Yolanda.
Aku pulang ke rumah denga sepedaku, sesampainya di rumah aku masukkan sepeda ke tempat biasa.
Setelah itu aku ke kamar mandi mencuci tangan dan kai yang teraa banyak debu yang  menempel.
Aku ambil piring, lalu berjalan menuju tempat nasi. Setelah semuanya selesai aku berjalan keluar rumah…
“Ica mau kemana” teriak kakakku.
“Mau ke rumah Ipit, makan siang sama-sama” jawabku.
“Oh…ya sudah selesai makan, antar piring pulang dulu, baru main lagi ya.”
“Iya kak: kataku sambil  berjalan kearah rumah Ipit.
Sesampainya disana aku  melihat Ayu sedang membawa sapu, berjalan ke belakang rumahnya..
“Ayu…” panggilku
“Eh kak Ica udah datang ya, cepat sekali”
“Ya cepatlah Yu, kan rumah kita dekat. Cuma jarak satu rumah aja” jawabku.
“He he he… iya ya kak. Hmm… letak aja dulu nasi kakak di dalam rumah Ayu kak, kan kak Yuli sama Yola belum datang.”
“Hmm…gak usah Yu, kakak pegang aja”
“Ya sudah  kalau begitu, Ayumau  menyapu pondok dulu sebentar. Kakak mau ikut atau tunggu disini saja? Tanya Ayu padaku.
“Kakak ikut sajalah Yu”
“Baiklah kalau begitu”
Kami  berdua pun berjalan ke belakang rumah Ayu…
Ayu menyapu pondok itu sampai  bersih.
Tak lama kak Yuli dan Yola datang.
“Ipit…Ipit” teriak Kak Yuli dan Yola serentak
“Iya…” sahut Ipit.
Mereka bertiga berjalan ke belakang rumah menghampiri aku dan Ayu yang sudah berada di pondok.
“Ica udah datang duluan ya”
“Iya kak” jawabku
“Hmm..udah bersih  nih pondoknya, tunggu disini ya, kami  berdua mau ambil nasi kami dulu ke dalam rumah” kata Ayu.
“Iya, aman itu.”
Tak berapa lama Ipit dan Ayu sudah berada di hadapan kami lagi. Kami m akan siang bersama. Setelah selesai makan kami berbincang-bincang tentang teman-teman kami di sekolah. Bertukar cerita. Karena kami tak satu kelas bahkan dengan Yuli kami berempat tak satu sekolah tapi masih berada dalam satu komplek sekolah yang sama.
Karena keasyikan bercerita kami lupa waktu ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB.
Aku, kak Yuli dan Yola pun bergegas pulang karena hari sudah sore.
Sesampainya di rumah aku langsung mandi, karena badanku sudah terasa sangat lengket.
Begitulah kegiatan kami berlima setiap harinya. Kalau hari sekolah kami bermain setelah pulang dari sekolah.
Tapi kami tidak hanya bermain sepeda, terkadang kami main masak-masakan, main bola kasti, main kejar-kejaran, main petak umpet bahkan kami  juga suka mandi hujan bersama-sama. Saat hujan tiba kami mandi di lapangan di rumah kami.
“Kak…tolong sandal Ica hanyut terbawa arus air parit” teriakku.
“Iya Ca, biar kakak kejar” kata Yuli.
“Tolong ya kak, kalau sendalnya hanyut bisa kena marah Ica kak” kataku cemas.
“Tenang kak biar Yola yang ambil”
“ iya,
Kami berlima berlari mengikuti sendalku yang hanyut dan akhirnya Yola berhasil mengambil sendalku. Akupun bisa tertawa lega karena sendalku sudah dapat.
“ Makasih ya Yola”
“ Iya kak sama-sama” jawab Yola sambil tersenyum.
Hujanpun tak lama berhenti. Kamipun pulang ke rumah masing-masing. Kami berlima memang berteman akrab dari kecil. Susah senang kami bersama-sama. Saling memberi masukan yang baik untuk diri kami. Memberi dukungan satu sama lain. Sampailah suatu hari Yola harus pindah rumah. Rumah yola yang berada dekat dengan rumah kami berempat di jual karena saat itu keluarga Yola mengalami masalah keuangan. Yolapun pindah, kami merasa sangat kesepian. Kami yang biasanya berlima, tapi sekarang tinggal berempat. Terasa ada yang kurang. Karena Yola adalah anak yang paling ceria diantara kami berlima.
Lama setelah kepindahannya barulah Yola datang menemui kami. Banyak cerita yang dia bagi bersama kami. Sehingga rasa sepi yang pernah melanda kami berempat terobati pada hari itu.
Walaupun Yola sudah tidak tinggal dekat dengan kami berempat lagi, kami tidak perna putus komunikasi. Ada satu hal lagi yang membuat kami kembali merasa kehilangan yaitu Ayu, adiknya Ipit saat ingin memasuki bangku SMA dia memilih untuk tinggal bersama neneknya di kampong.
Al hasil tinggallah kami bertiga, tanpa Ayu dan Yola. Tapi walaupun kami berlima tetap menjadi teman akrab sampai saat ini. Kemajuan zaman mambuat kami berlima tetap bisa berbagi cerita, berbagi suka dan duka, memberi masukan yang baik, saling mendukung antara satu sama lain. Kenangan masa kecil juga menjadi perekat persahabatan kami sampai saat ini.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

0 komentar:

Posting Komentar

Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new

TV online

Script by: http://www.andinifiandra.blogspot.com - 

Blogger news