Takdir Cinta Yanti
Dua
orang remaja yang tengah dilanda cinta berusaha menentang keinginan orang tua
mereka. Hubungan mereka tidak direstui oleh kedua belah pihak. Tapi Allah
berkehendak lain, akhirnya mereka berdua menikah.
Awal
pernikahan mereka hidup bahagia. Beberapa tahun setelah menikah mereka
dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama “Fajri Ramadhan” “Selamat
ya, semoga anakmu nantinya bisa menjadi anak yang soleh” kata Dina salah
seorang teman yanti saat melihat Yanti di rumah sakit.
“ Amin…
terima ya Dina telah menyempatkan waktumu untuk menjengukku di sini”.
“
Sama-sama Yanti, hmm….. maaf aku tidak bisa lama-lama Yan, aku ada urusan
kantor. Aku pamit dulu ya”.
“ Iya
Dina, sekali lagi terima kasih ya”.
“ Iya
Yan, Jer, aku pergi dulu ya, selamat untuk kalian berdua”.
“ Iya
Din, terima kasih… kamu cepat nyusul ya,” kata Jerry suami Yanti.
“ Dua
hari berbaring saja membuatku gerah”.
“ Kamu
ini …. Kamu harus istirahat, tidak boleh bekerja dulu. Sore ini kita sudah bisa
pulang kok”, kata Jerry sambil memandang istrinya.
Sorepun
tiba, akhirnya Yanti, suami dan pangeran kecil mereka pulang ke rumah.
Kehadiran bayi mungil diantara mereka membuat kebahagiaan mereka lengkap.
Setiap harinya Jerry suami Yanti pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan
terhadap mereka. Pukul 05.30 wib, Jerry berangkat kerja. Tapi sebelumnya Yanti
sebagai seorang istri menyiapkan sarapan dan secangkir teh hangat untuk
suaminya. Tidak ketinggalan bekal untuk suaminya selalu dia siapkan setiap
harinya.
“ Aku
pergi kerja dulu ya”
“ Iya,
hati-hati di jalan jangan sampai lalai, tempat kerjamu kan jauh. Aku tidak mau
terjadi yang tidak aku inginkan”. Ucap Yanti sambil memandang suaminya.
“ Iya,
kata Jerry sambil tersenyum”.
Setelah
suaminya berangkat kerja, Yanti menyiapkan semua peralatan jualannya. Yanti
bukanlah seorang wanita yang suka bermalas-malasan. Dari belum menikah dia
sudah terbiasa bekerja. Dia membuka warung makan kecil-kecilan di depan
rumahnya. Penghasilannya cukup untuk membantu keuangan keluarga mereka.
“ Mak…
tolong dengarkan kalau Fajri sudah bangun ya”, kata Yanti kepada ibunya yang
sedang minum teh hangat.
“ Iya,
sudah biar emak yang menjaga anakmu.
Berjualanlah kamu dulu, kata emak kepada Yanti.
Begitulah
kebiasaan keluarga kecil yang bahagia ini setiap harinya. Anak merekapun sudah
semakin besar. Sudah pandai berbicara sedikit-sedikit. Fajri sudah bisa
menyebut ayah, ibu ataupun nenek. Beberapa tahun setelah Fajri lahir, Yanti
kembali mengandung dan Fajri mempunyai seorang adik berjenis kelamin laki-laki
yang diberi nama “Ikhsan”.
Kehidupan
mereka semakin bahagia dengan kehadiran satu pangeran kecil di keluarga mereka.
Pada suatu hari di perusahaan tempat Jerry bekerja terjadi pemutusan hubungan
kerja (PHK). Al hasil Jerry di PHK.
Dia
tidak mempunyai pekerjaan lagi. Lama mencari kerja yang baru akhirnya Jerry di
terima bekerja di salah satu pengusaha kotanya. Dia diterima bekerja sebagai
seorang supir pribadi pengusaha itu.
“ Aku
ingin mengubah ekonomi keluarga kita,” kata Jerry kepada Yanti.
“
Maksudmu bagaimana?” Tanya Yanti heran.
“ Aku
ingin mengasah kemampuan dalam bidang akademik. Aku ingin kuliah komputer.”
“ Kamu
serius”.
“ Iya,
aku serius. Kuliah lah kamu, kalau m emang ingin”
Akhirnya
Jerry berkuliah disalah satu Akademi yang dia inginkan.
Paginya
dia bekerja sebagai supir dan malam harinya dia kuliah.
Tidak
banyak waktu yang bisa dia habiskan bersama kedua anaknya.
Tetapi
walaupun begitu kasih sayangnya terhadap istri dan kedua anaknya tidak berkurang sedikitpun pada waktu itu.
Fajri
yang waktu itu sudah duduk di bangku sekolah dasar tumbuh menjadi anak yang ganteng dan juga pintar walau sedikit nakal. Sampai pada akhirnya saat anak pertama mereka duduk di
kelas II SD, kebahagiaan mereka terganggu karena kehadiran orang ketiga.
Jerry
suami Yanti m ulai melirik wanita lain di tempat kuliahnya.
Tanpa
sepengetahuan Yanti, suaminya bermain api.
Yanti
yang setiap hari berjualan demi untuk membayar uang kuliah suaminya ternyata sudah dikhianati
oleh suaminya yang sangat ia sayangi itu.
“Bang,
isikan pulsa donk lagi bokek nih” seperti disambar petir disiang bolong. Yanti
terkejut, bahkan sangat terkejut. Seakan-akan darah tidak mengalir ditubuhnya.
Detak
jantungnya berdegup makin kencang. Keringatnya
mengalir, emosinya sudah berada
di ubun-ubun. Membaca pesan singkat yang masuk di telepon genggam suaminya.
Yanti
bergegas menemui suaminya.
“Siapa
ini?” ucap Yanti dengan nada tinggi kepada suaminya.
“I…i…ini…”
sambil terbata-bata Jerry menjawabnya.
“Siapa!”
bentak Yanti kepada suaminya.
Jerry
terdiam…seperti ada guratan rasa bersalah diwajahnya.
Yanti
tertegun dan menangis sambil berucap “Tak sadarkah kau apa yang telah kau
lakukan. Aku berjualan untuk membiayai uang kuliahmu. Kau bekerja bukannya aku
bersantai-santai di rumah. Siang malam aku bekerja agar apa yang kau inginkan
terwujud, tapi ini balasanmu padaku!!! Kau lupa sudah punya dua anak!!!
Satu
katapun tak terucap dari mulut Jerry. Sejak saat itu keluarga mereka menjadi
berantakan. Karena wanita itu Jerry lupa segalanya. Wanita yang diketahui
bernama Heni it uterus merusak rumah tangga Yanti dan Jerry.
“ Aku
tidak pernah menyangka kau bisa begini terhadapku. Kau balas semua
pengorbananku dengan pengkhianatan!!!.
Demi
Tuhan, aku tidak akan pernah memaafkan wanita yang telah merusak rumah kita.
Merebut ayah dari kedua anak kita, ucap Yanti.
“ Dia
hanya temanku, teman kuliahku, “ jawab Jerry.
“ Tak
usah kau berbohong lagi. Aku hargai kau sebagai suamiku. Ku hormati kau sebagai
kepala rumah tangga. Tapi maafkan aku kalau setelah kejadian ini aku banyak
berucap keras kepada kau. Hatiku sudah terlanjur sakit. Aku sudah terlalu muak
dengan tingkahmu.”
“
Sudahlah aku lelah dengan semuanya!” ucap Jerry kasar.
Walaupun
sering bertengkar tetapi rumah tangga mereka tetap berjalan di atas
serpihan-serpihan masa lalu mereka yang indah.
“ Ya
Allah…. Bukakanlah pintu hati suamiku. Kembalikan dia ke jalanmu ya Allah. Dia
ayah dari anak-anakku. Aku rindu suamiku yang dulu ya Allah …. Yang
menyayangiku dan kedua anakku. Jauhkanlah wanita itu dari suamiku ya Allah,
ucap Yanti dalam do’anya.
Tapi
allah berkehendak lain, rumah tangga Yanti dan Jerry akhirnya harus terpisah.
Mereka bercerai, hak asuh anak jatuh ke tangan Yanti. Hasil sidang di
pengadilan mengharuskan yang membiayai kehidupan mengharuskan Jerry membiayai
kehidupan anak sampai umur 21 tahun dengan memberi uang Rp. 600.000/bulan untuk
kedua anaknya.
Fajri
anak tertua mereka sangat terpukul atas perpisahan kedua orang tuanya. Nilai
sekolahnya menjadi berantakan.
“ Fajri
sudahlah nak, jangan pernah sesali apa yang telah terjadi. Ini sudah menjadi
kehendak Yang Maha Kuasa”. Ucap Yanti kepada anaknya sambil memeluk anaknya.
Sementara
Ikhsan, anak kedua mereka selalu saja meridui ayahnya.
“ Mak ….
Yanti sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi. Melihat Fajri dan Ikhsan hati
Yanti sakit mak. Mungkin ini semua karena dulu Yanti menentang emak. Maafkan
Yanti mak” sambil bersimpuh di hadapan emaknya.
“
Sudahlah nak…. Jangan pernah sesali apa yang telah terjadi. Sekarang kamu
lanjutkan hidupmu bersama ke 2 orang anakmu. Do’aku selalu yang terbaik
untukmu. Kamu tidak sendiri nak… kamu masih punya aku dan banyak saudaramu yang
sayang padamu. Percayalah nak di balik semua ini pasti ada hikmahnya”, kata
emak Yanti sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi anaknya.”
“ Kamu
lihat nak, emak saja membesarkan kamu dan ke 4 saudaramu saat ayahmu dipanggil
yang kuasa. Emak yakin kamu pasti bisa” sambung emak.
“ Do’akan
Yanti baik-baik saja ya mak, bisa seperti emak” Yanti memeluk emaknya.
Mendengar
perkataan ibu dan neneknya, Fajri tersadar apa yang dilakukannya adalah hal
yang salah. Dia berusaha bangkit dari keterpurukannya.
“ Aku
harus bisa membahagiakan nenek, ibu, serta adikku. Akan ku hapus air mata
kesedihan mereka dengan air mata bahagia. Aku harus jadi orang sukses.
Sekalipun tanpa ayah yang sah meninggalkanku, demi wanita lain. Tak kan ku
pandang dia setelah aku sukses nanti!!” kata Fajri dalam hatinya.
Sejak
saat itu Fajri menjadi orang yang bersemangat, dia ingin membahagiakan
keluarganya tanpa sosok ayah yang dia anggap sudah mati sejak ayahnya angkat kaki
dari rumahnya.
Sedikitpun
dia tidak peduli dengan ayahnya. Sekalipun ayahnya sudah menikah lagi dengan
perempuan yang telah menghancurkan kebahagiaan keluarganya.
Akhirnya
Fajri menjadi orang sukses.
“ Bu,
keberhasilan ini Fajri persembahkan untuk ibu, nenek, dan adik. Jangan ada lagi
tangis kesedihan. Kita bisa bahagia tanpa dia!! Liat Fajri bu …. Fajri sudah
menjadi orang yang sukses”!! ucap Fajri kepada ibunya.
“ Iya nak
… ingat pesan ibu jangan menjadi terlena dengan apapun, dan jangan pernah sakiti
hati perempuan nak. Hukum karma itu berlaku nasihat Yanti kepada anaknya.
“ Iya bu
pasti,” jawab Fajri.
Mereka
berempat hidup bahagia. Sementara Jerry mantan suami Yanti hidup susah serta
kekurangan bersama istri keduanya. Mungkin itulah hukuman yang diterima
Jerry!!!
Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
0 komentar:
Posting Komentar